Saat ini setidaknya sepertiga wilayah dunia sedang mengalami lockdown karena pandemi Covid 19, yang disebabkan oleh virus SARS CoV 2. Sesuai arahan World Health Organization (WHO), pemerintah berbagai negara menghimbau warganya untuk melakukan physical distancing untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Namun, pada kenyataannya masih banyak warga yang belum paham akan pentingnya physical distancing.

Sebab virus corona tak hanya menular dari mereka yang memiliki gejala (simptomatik), tapi juga mereka yang tidak memiliki gejala (asimptomatik). “Ada jumlah transmisi yang signifikan dari orang orang yang tidak memiliki gejala Covid 19,” tutur ahli epidemiologi dari Columbia University, Stephen Morse. Dikutip dari Business Insider, Minggu (5/4/2020), hal itu juga dikatakan oleh Robert Redfield selaku direktur dari Centers of Disease Control and Prevention (CDC).

Redfield menyebutkan bahwa sedikitnya 25 persen orang yang terinfeksi Covid 19 tidak memiliki gejala sama sekali, alias asimptomatik. Namun, tetap bisa menularkan virus corona kepada orang lain. Pasien Covid 19 yang asimptomatik ini, tutur Redfield, merupakan kontributor penyebaran virus yang tidak main main jumlahnya. Sekadar info, jumlah penderita Covid 19 di seluruh dunia saat ini sudah lebih dari 1 juta orang. “Kita tidak tahu jumlah yang tidak teridentifikasi di luar itu,” tutur Morse.

Kasus pertama penularan virus corona dari pasien asimptomatik adalah pada Februari lalu. Seorang warga Wuhan berusia 20 tahun menularkan Covid 19 pada keluarganya, namun ia tidak merasa sakit sama sekali. World Health Organization kemudian melacak penyebaran virus corona di China.

Hasilnya, mayoritas orang yang asimptomatik pada saat diagnosa, baru menunjukkan gejala beberapa saat kemudian. Studi WHO kemudian menunjukkan bahwa 75 persen warga China asimptomatik pada awalnya. Dengan begitu, nama transmisinya adalah presimptomatik.

Hal tersebut sama dengan penemuan CDC beberapa waktu lalu. Pihaknya menemukan dari 23 orang yang dites positif di Washington State, hanya 10 orang yang menunjukkan gejala pada hari mereka dites. Sebanyak 10 orang selanjutnya baru menunjukkan gejala satu minggu berikutnya.

“Penemuan ini memberikan implikasi yang penting terhadap infeksi,” tutur peneliti studi tersebut. CDC juga mengevaluasi pasien Covid 19 di kapal pesiar Diamond Princess, yang dikarantina di Jepang sejak Februari lalu. Dari 3.711 orang di kapal tersebut, 712 dinyatakan positif.

Namun hampir setengahnya tidak menunjukkan gejala pada saat dites. Redfield mengatakan kepada NPR bahwa ini menjelaskan betapa cepatnya virus tersebut menyebar. “Karena kita punya pasien asimptomatik, dan punya pasien yang menularkan virus dalam 48 jam sebelum ia menjadi simptomatik,” tuturnya.

Berikut beberapa studi yang menunjukkan transmisi dari pasien presimptomatik dan asimptomatik tidak bisa diremehkan. 1. Studi mengenai ekspatriat Jepang yang dipulangkan dari Wuhan pada Februari menunjukkan bahwa 31 persen pasien yang dinyatakan positif corona tidak menunjukkan gejala. 2. Di Singapura, terdapat 10 kasus presimptomatik dari 157 kasus lokal. Ilmuwan menyimpulkan bahwa transmisi presimptomatik terbesar berlangsung satu sampai tiga hari sampai gejala mulai terlihat.

3. Penelitian di China pada Februari membuktikan bahwa 13 persen dari 468 kasus merupakan transmisi presimptomatik. 4. Bulan lalu, 14 pemain dan pelatih NBA mendapatkan hasil positif corona. Setengahnya tidak mengalami gejala saat tes. 5. Perusahaan bioteknologi di Islandia yang telah melakukan tes terhadap 9.000 orang menemukan fakta bahwa separuh responden dinyatakan asimptomatik.